BANYUMAS, suarabanyumas.co.id – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyumas memfasilitasi pertemuan antara sejumlah pengasuh pesantren dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Banyumas. Pertemuan ini menjadi langkah awal memperkuat sinergi antara lembaga keagamaan dan pemerintah daerah dalam penataan bangunan pesantren agar tertib secara hukum dan teknis.
Hadir dalam pertemuan itu Ketua DPC PKB Banyumas Imam Ahfas, Sekretaris Dewan Syuro KH Maulana Ahmad Hasan, serta Ketua PC RMI NU Banyumas H. Agus Abdu Munif bersama sejumlah kiai, di antaranya KH Khanan Masykur dan Gus Syaikhu Ubaid. Dari pihak Dinas PUPR hadir Sekretaris Dinas, Khilmi mewakili kepala dinas.
Ketua DPC PKB Banyumas, Imam Ahfas, menjelaskan bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pembahasan di tingkat nasional terkait arahan Menko PM Muhaimin Iskandar dan Menteri PU. Keduanya mendorong agar pesantren di seluruh Indonesia segera melakukan penataan administratif bangunan melalui skema PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) sebagai pengganti IMB.
Menurut Imam Ahfas, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah pendataan bangunan pesantren secara menyeluruh. Pendataan ini menjadi dasar untuk sosialisasi teknis dan pendampingan penerbitan PBG. “Kita ingin proses ini tidak membebani pesantren. Justru harus menjadi ruang sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan Islam,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah perlu memberikan pendampingan yang humanis dan solutif, mengingat banyak pesantren yang dibangun secara swadaya tanpa pemahaman detail soal regulasi bangunan. “Pesantren adalah bagian dari pembangunan bangsa. Karena itu, regulasi harus hadir untuk mempermudah, bukan menyulitkan,” tegasnya.
Imam Ahfas juga menilai sinergi ini penting untuk memastikan keamanan dan kelayakan bangunan pesantren yang digunakan ribuan santri setiap hari. Ia berharap ke depan akan ada rencana jangka pendek berupa sosialisasi dan klinik PBG khusus pesantren, agar proses verifikasi dan perizinan dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.
“Kalau sinergi ini berjalan baik, saya yakin pesantren di Banyumas bisa menjadi model nasional: tertib administrasi, kuat secara fisik, dan tetap berkarakter pesantren,” pungkasnya.








