Purwokerto, suarabanyumas.co.id – Dosen Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy, menjadi pembicara dalam kuliah umum bertajuk “Membentuk Generasi Gurupreneur: Sinergi antara Pendidikan dan Kewirausahaan Islami” di UIN Raden Mas Said Surakarta, Senin (13/10/2025).
Kegiatan yang digelar Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah tersebut menghadirkan gagasan penting mengenai transformasi peran guru di era modern. Seorang pendidik, kata Dr. Ash-Shiddiqy, tidak hanya dituntut sebagai pengajar, tetapi juga sebagai inovator dan pelaku ekonomi produktif yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Dalam pemaparannya, Dr. Ash-Shiddiqy menegaskan bahwa misi pendidikan Islam sejatinya adalah membentuk insan yang mandiri, kreatif, dan berdaya guna. Ia memperkenalkan konsep gurupreneur sebagai refleksi dari semangat Islam yang menanamkan nilai kerja keras, kebermanfaatan, serta kemandirian ekonomi. “Rasulullah SAW bukan hanya pendidik, tetapi juga pedagang yang jujur. Inilah teladan etos kerja Islami yang perlu dihidupkan kembali dalam dunia pendidikan,” ujarnya di hadapan peserta.
Lebih lanjut, ia menilai pendidikan Islam di perguruan tinggi perlu bertransformasi menjadi pencipta nilai (value creator), bukan sekadar pencetak pengajar. Lulusan PAI harus mampu melahirkan inovasi seperti start-up edukatif, konten dakwah digital, hingga wirausaha sosial berbasis pesantren. Prinsip ekonomi Islam—maslahah, ‘adl, dan amanah—menjadi fondasi penting yang membedakan wirausaha Islami dari sistem ekonomi konvensional.
“Wirausaha dalam perspektif Islam bukan semata mencari laba, melainkan bagaimana usaha itu memberi manfaat bagi umat. Guru yang mandiri secara ekonomi akan lebih bebas berinovasi dan berdakwah lewat karya,” jelasnya.
Selain Dr. Ash-Shiddiqy, hadir pula Intan Diana Fitriyati, dosen STAI Al-Andina Sukabumi sekaligus alumni UIN Saizu, yang berbagi pengalaman sebagai pendidik dan wirausahawan sosial. Ia menekankan bahwa pendidik modern harus mampu mengemas ilmu menjadi karya yang bernilai ekonomi dan sosial. “Menjadi gurupreneur berarti menjadikan ilmu sebagai solusi nyata bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kuliah umum yang berlangsung di Aula PPG FIT UIN Raden Mas Said Surakarta itu disambut antusias oleh mahasiswa dan dosen. Di akhir sesi, Dr. Ash-Shiddiqy menegaskan bahwa guru sejati bukan hanya mentransfer pengetahuan, tetapi menularkan semangat berdaya. “Dalam Islam, kemandirian ekonomi adalah bagian dari ibadah,” tutupnya.








