Dipimpin Gus Enjang ( paling kanan), rapat Komisi Informatika, Humas, dan Media Massa berkomitmen untuk menjadikan MUI lebih interaktif dengan GenZ.
BANYUMAS — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas berkomitmen menghadirkan dakwah yang lebih dekat dengan generasi muda melalui pendekatan digital. MUI ingin agar dakwah tidak hanya berhenti di mimbar dan majelis taklim, tetapi juga hadir di ruang-ruang digital yang akrab dengan anak muda, terutama Generasi Z.
Ketua Komisi Informatika, Humas, dan Media Massa MUI Banyumas, Dr. Enjang Burhanudin Yusuf, M.Pd, menjelaskan bahwa pihaknya tengah membangun pola komunikasi yang lebih terbuka dan dialogis dengan masyarakat luas.
“Komisi kami sedang mengembangkan media sosial resmi dan website MUI Banyumas yang akan memuat berbagai kegiatan, pandangan keagamaan, serta edukasi Islam yang menyejukkan,” ujar Gus Enjang, Rabu (5/11).
Menurutnya, kehadiran MUI di ranah digital adalah bagian dari upaya menjadikan lembaga ini lebih akrab dengan masyarakat lintas usia — tidak hanya tokoh agama, tetapi juga pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Program Interaktif “MUI Menjawab” dan “MUI Menyapa Anak Muda”
Dalam waktu dekat, MUI Banyumas akan meluncurkan program “MUI Menjawab”, yaitu ruang interaktif di mana masyarakat bisa mengajukan pertanyaan seputar keagamaan, sosial, dan kebangsaan. Pertanyaan itu akan dijawab langsung oleh para ulama MUI Banyumas secara terbuka dan mudah dipahami.
Selain itu, program “MUI Menyapa Anak Muda” akan menjadi wadah interaksi dan pembinaan yang positif bagi remaja dan mahasiswa. Salah satu bentuk konkretnya adalah pelatihan konten kreator dakwah, agar para anak muda bisa ikut berkontribusi menyebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dengan gaya yang segar dan kreatif.
“Kami ingin menjadikan dakwah terasa tidak menggurui, tetapi menginspirasi. MUI Banyumas hadir sebagai sahabat spiritual dan rujukan moral yang relevan di era digital,” tambah Gus Enjang.
Gen Z, Tantangan dan Harapan Dakwah Masa Kini
Sementara itu, Dr. Edi Santoso, dosen FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yang juga pakar komunikasi sosial, menilai langkah MUI Banyumas ini sebagai terobosan penting. Menurutnya, MUI perlu mengubah citra sebagai lembaga yang hanya diisi kalangan tua menjadi wadah yang juga ramah bagi generasi muda.
“MUI Banyumas bisa mengorkestrasi peran Gen Z untuk menghadirkan konten yang interaktif dan atraktif. Jangan menggurui, tapi dorong engagement mereka. Seperti kata Nabi, ‘bicaralah dengan bahasa kaummu’, maka mendekati Gen Z juga harus memakai bahasa mereka,” jelas Edi.
Ia menambahkan, Gen Z merupakan generasi dengan jumlah besar yang sangat aktif di media sosial. Karena itu, peran MUI dalam membimbing mereka untuk memanfaatkan dunia digital secara positif sangatlah penting.
Melalui berbagai program komunikasi dan dakwah digital, MUI Banyumas berharap mampu menjadi lembaga keagamaan yang adaptif, modern, dan tetap moderat, dengan menjadikan anak muda sebagai mitra utama dalam menyebarkan pesan Islam yang damai dan membangun.







