BANYUMAS — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Banyumas kembali menegaskan komitmennya dalam pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui program kemandirian. Pada Rabu (2/7), sebanyak 20 orang WBP melaksanakan panen jahe merah di area bimbingan kemandirian Rutan. Tanaman ini merupakan bagian dari program budidaya apotek hidup yang rutin digarap para WBP.
Dimulai sejak pukul 08.00 WIB, kegiatan panen berlangsung dengan penuh semangat. Para WBP, yang telah merawat tanaman tersebut secara mandiri, memanen hasil kerja keras mereka dengan didampingi petugas dari seksi kegiatan kerja. Jahe merah dipilih karena tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kepala Rutan Kelas IIB Banyumas, Anggi Febiakto, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasinya. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari proses pembinaan dan persiapan para WBP untuk kembali ke tengah masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi semangat teman-teman WBP yang sudah dengan serius mengelola lahan apotek hidup ini. Kegiatan ini bukan sekadar panen jahe merah, tapi di sini kita belajar bagaimana bekerja keras, bertanggung jawab, dan menyiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Anggi dalam sambutannya yang juga terekam dalam video dokumentasi.
Program budidaya apotek hidup di Rutan Banyumas menjadi salah satu wujud nyata pendekatan pemasyarakatan yang tidak hanya fokus pada pembinaan mental dan spiritual, tetapi juga keterampilan praktis. Jahe merah, sebagai salah satu hasil unggulan, menunjukkan bahwa keterampilan bercocok tanam dapat menjadi bekal berharga setelah WBP menyelesaikan masa pidana.
Dengan pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan, Rutan Banyumas berharap dapat mencetak individu-individu yang siap mandiri dan berkontribusi positif bagi masyarakat.







