Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Berita Terbaru Purwokerto dan Banyumas Raya
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Berita Terbaru Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya

Semangat Kritis dan Kolaboratif Warnai Pembukaan NUDC–KDMI 2025 di Unsoed

129 Perguruan Tinggi Adu Gagasan, Ekonomi Purwokerto Ikut Bergairah

Penulis Tim Redaksi
Selasa, 21 Oktober 2025
Topik Purwokerto
A A

PURWOKERTO – Keriuhan semangat kritis dan adu gagasan membanjiri Graha Widyatama Prof. Rubijanto Misman Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed), Senin (20/10/2025). Ribuan mahasiswa dari berbagai penjuru Tanah Air berkumpul dalam ajang debat nasional paling bergengsi, National University Debate Championship (NUDC) dan Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI) 2025.

Kompetisi tingkat nasional yang mempertemukan 129 perguruan tinggi ini menjadi wadah penting bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, analitis, dan berbicara di depan publik—modal utama untuk melahirkan generasi muda yang unggul dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Unsoed Bangga Jadi Tuan Rumah

BacaJuga

Bukan Hanya Olah Raga, Namun Olah Rasa Menjadi Perhatian SMK SPM Nasional Pelayaran Purwokerto

Bupati Banyumas Lantik Pejabat Eselon II, Ingatkan ASN: Harus Punya Empati dan Stop “Gradag-Grudug”

Rektor Unsoed, Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr., menyampaikan kebanggaannya atas kepercayaan menjadi tuan rumah ajang nasional tersebut. Ia menilai NUDC–KDMI bukan hanya ruang kompetisi, tetapi juga simbol persatuan antar-mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia.

“Kita bisa mempertemukan mahasiswa, dosen, dan pendamping dari berbagai wilayah. Dari sisi substansi, mahasiswa memperoleh peningkatan kompetensi. Dari sisi rasa, ada semangat persatuan dan persahabatan yang terbentuk,” ujar Prof. Sodiq saat membuka acara.

Selain berdampak akademis, ia juga menyoroti efek ekonomi positif yang dirasakan masyarakat Purwokerto.

“Hotel-hotel penuh, rumah makan ramai, dan transportasi hidup. Ini bukti nyata bahwa kegiatan akademik seperti ini memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” tegasnya.

Ruang Kolaborasi dan Kritik Konstruktif

Perwakilan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Ditjen Dikti Kemensainsdikti, Sukino, menyebut bahwa NUDC–KDMI bukan semata ajang lomba, tetapi wadah pengembangan karakter dan ide.

“Kami memberikan ruang bagi mahasiswa yang punya minat di bidang debat. Mahasiswa harus berpikir kritis dan kreatif, agar bisa menawarkan solusi bagi permasalahan masyarakat,” ungkapnya.

Sukino menambahkan, kolaborasi dengan Unsoed sebagai tuan rumah menjadi salah satu faktor kunci suksesnya penyelenggaraan kompetisi berskala besar tersebut.

Mahasiswa: Debat Bukan Sekadar Adu Argumen

Bagi para peserta, ajang ini memiliki makna lebih dari sekadar perlombaan. Clara, mahasiswa Manajemen FEB Universitas Trisakti Jakarta, berharap isu-isu edukasi lebih banyak diangkat dalam debat kali ini.

“Edukasi itu krusial. Kita perlu punya berbagai pandangan dari mahasiswa seluruh Indonesia agar tahu bagaimana sistem pendidikan yang ideal dan bagaimana mengefisienkan pembiayaan pendidikan,” ujarnya, seraya menargetkan bisa lolos ke babak Breaking National.

Dari kubu tuan rumah, Tawang Gendewa Alam dari Fakultas Hukum Unsoed yang berkompetisi di kategori NUDC berbahasa Inggris, mengaku bangga sekaligus kagum.

“Saya terkejut Unsoed bisa jadi tuan rumah, tapi memang sudah saatnya Unsoed bersinar. Acaranya meriah dan penuh hiburan,” katanya.

Sementara itu, Tenri Raihan dari Universitas Negeri Makassar, peserta yang baru pertama kali ikut NUDC, mengaku terkesan dengan fasilitas dan suasana kompetisi.

“NUDC ini bukan hanya soal siapa yang menang, tapi siapa yang paling persuasif. Semua pendapat punya kebenaran masing-masing, dan dari sini lahir ide-ide baru yang bisa dikembangkan pemerintah,” tuturnya.

NUDC dan KDMI 2025 bukan sekadar lomba debat, tetapi perayaan intelektualitas dan keberagaman. Di tengah derasnya arus informasi dan polarisasi, ajang ini menjadi ruang bagi mahasiswa untuk belajar berargumen dengan logika, bukan emosi — serta berkolaborasi dalam perbedaan.

Sejumlah hotel penuh, kampus hidup, dan suara mahasiswa bergema di aula debat. Semua demi satu tujuan — mencetak generasi muda Indonesia yang kritis, komunikatif, dan berdaya saing global.

 

 

BagikanBagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

Multi Talenta Komputer Purwokerto, Kursus Resmi dengan Sertifikat Diakui Kemdikbudristek

Selanjutnya

Dari Resolusi Jihad ke Nasionalisme: Ketika Ashabiyyah Santri Menjaga Negara

Sorotan

Purwokerto Kota Nyaman

Kenapa Purwokerto Kian Dikenal Bukan Kota yang Istimewa, Tapi Sebagai Kota yang Nyaman?

PUrwokerto Kota untuk yang ingin Slow Living

Purwokerto: Kota yang Nyaman untuk Menjalani Slow Living

Sejarah Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas

Sir Edward Cooke Jr. dan Kisah Berdirinya Pabrik Gula Kalibagor

Populer Minggu ini

Bukan Hanya Olah Raga, Namun Olah Rasa Menjadi Perhatian SMK SPM Nasional Pelayaran Purwokerto

Warga Purwokerto Rugi Rp 3 Miliar Ditipu Rekan Sendiri

Kolaborasi Humanis: Kejari Banyumas, Unsoed dan Yayasan Tribhata, Perjuangkan Hak Korban Kekerasan Seksual

Pilihan Pembaca

Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam

Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam? Ini Jawabannya!

Apakah Banyumas termasuk Purwokerto

Apa Bedanya Purwokerto dan Banyumas? Ini Penjelasannya!

Sambut Harlah Ke-91, Ansor Banyumas Marathon Ziarah dan Sowan Masyayikh

  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
suarabanyumas.co.id ©2025 

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan

suarabanyumas.co.id ©2025 

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In