Banyumas, suarabanyumas.co.id – Keberadaan Project Management Officer (PMO) dan Business Assistant (BA) dinilai menjadi elemen penting dalam memperkuat implementasi program Koperasi Desa (Kopdes) dan Koperasi Kelurahan (Koplur) Merah Putih di Kabupaten Banyumas. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Wahyu Dewanto, saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi pelaku koperasi di Kecamatan Banyumas, Kamis (16/10/2025).
Wahyu menjelaskan, keberadaan PMO dan BA merupakan bagian dari strategi pendampingan sistematis agar Kopdes dan Koplur Merah Putih dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Di Kabupaten Banyumas, PMO diisi oleh Hanan Wiyoko dan Afifudin Zuhri, dua figur muda yang dinilai memiliki kapasitas teknis dan komitmen terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Mereka menjadi penghubung antara pemerintah daerah, koperasi, dan stakeholder lainnya. Jadi, semua langkah di lapangan bisa lebih terarah,” imbuh Wahyu.
Sementara itu, peran Business Assistant (BA) berada di tingkat kecamatan dengan tugas mendampingi 10 hingga 12 Kopdes atau Koplur. Menurut Wahyu, keberadaan BA sangat strategis karena mereka menjadi garda terdepan dalam memberikan asistensi langsung kepada pengurus koperasi, baik dalam hal manajemen, administrasi, maupun pengembangan usaha.
“BA inilah yang memastikan koperasi tidak hanya berdiri, tapi juga tumbuh,” katanya.
Bimtek yang digelar di Kecamatan Banyumas juga dihadiri oleh Anggota DPRD Banyumas Komisi IV,
Rachmat Imanda dari Fraksi Partai Gerindra, serta Camat Banyumas, Jakarta Tisam. Dalam kesempatan itu, Imanda mengapresiasi langkah Dinas Koperasi yang terus memperkuat ekosistem pendampingan melalui PMO dan BA.
“Keberadaan PMO dan BA ini menjadi jembatan penting antara kebijakan dan implementasi di lapangan. Dengan sistem ini, program Kopdes Koplur Merah Putih bisa lebih terukur dan tepat sasaran,” ujar Rachmat Imanda.

Ia juga menilai, model pendampingan berlapis seperti ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam mendorong koperasi berbasis desa dan kelurahan. “PMO berfungsi sebagai fasilitator tingkat kabupaten yang memastikan koordinasi, monitoring, serta pelaporan program berjalan sesuai arah kebijakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Wahyu Dewanto menegaskan bahwa penguatan SDM melalui pelatihan, pendampingan, dan pengawasan akan menjadi prioritas agar koperasi di Banyumas benar-benar berfungsi sebagai pilar ekonomi kerakyatan.
“Kita ingin koperasi di Banyumas menjadi motor penggerak ekonomi rakyat, bukan sekadar papan nama. Karena itu, sistem pendampingan ini akan terus kita evaluasi dan perkuat,” tandasnya.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah, pendamping lapangan, dan dukungan legislatif, program Kopdes Koplur Merah Putih diharapkan mampu mewujudkan kemandirian ekonomi desa serta memperkuat peran koperasi sebagai basis ekonomi kerakyatan di Kabupaten Banyumas.








