BANYUMAS — STIKes Ibnu Sina Ajibarang kembali menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang sehat secara mental dan fisik. Melalui kuliah umum bertema “Penyimpangan Seksual dan Pergaulan Masa Kini: Tantangan dan Peran Mahasiswa dalam Pencegahannya”, kampus kesehatan ini mengajak mahasiswa untuk lebih peduli dan peka terhadap isu-isu yang kian relevan di tengah pergaulan modern.
Digelar di Aula STIKes Ibnu Sina, kegiatan ini diikuti oleh 122 mahasiswa, mayoritas dari Program Studi S1 Farmasi serta D3 Analis Farmasi dan Makanan. Antusiasme tinggi terlihat sejak awal, menunjukkan tingginya minat generasi muda terhadap isu kesehatan mental dan reproduksi.
Tiga narasumber dihadirkan untuk membedah tema dari berbagai sudut pandang. dr. Latief Wikanradi dari Klinik Ibnu Sina Ajibarang membuka sesi dengan penjelasan tentang penyimpangan seksual dari sisi medis. Ia menyoroti pentingnya edukasi sejak dini agar remaja tidak terjebak dalam perilaku berisiko.
“Banyak kasus bermula dari ketidaktahuan dan tekanan psikologis. Edukasi yang tepat bisa menjadi tameng utama,” tegas dr. Latief.
Sementara itu, dua dosen dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Ns. Devita Elsanti, S.Kep., M.Sc., dan Ns. Suci Ratna Estria, M.Kep., membahas aspek psikososial. Dari pengendalian diri, tekanan media sosial, hingga pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi—semua dikemas dengan gaya interaktif yang memancing diskusi hangat.
“Remaja zaman sekarang perlu lebih sadar bahwa kesehatan mental adalah pondasi perilaku yang sehat,” ujar Ns. Suci, yang mendapat banyak apresiasi karena membahas isu self-harm dan isolasi sosial dengan empatik.
Kuliah umum ini bukan sekadar penyampaian materi. Ketua Program Studi S1 Farmasi, Feri Kanti Rahayu, menekankan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari strategi kampus dalam membangun karakter mahasiswa yang tangguh menghadapi tantangan zaman.
“Banyak hal penting yang tidak diajarkan dalam ruang kelas. Di sinilah peran kuliah umum sebagai jembatan antara teori dan realitas sosial,” ungkap Feri.
Ia juga mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan, terutama dalam mencegah penyimpangan perilaku di lingkungan kampus dan masyarakat.
“Kalau ada teman yang mulai menarik diri atau menunjukkan tanda-tanda tidak biasa, jangan tutup mata. Ajak bicara, beri dukungan, dan jika perlu, hubungkan dengan tenaga profesional,” pesannya.
Meski terbuka untuk umum, kegiatan ini memang difokuskan untuk mahasiswa internal STIKes, namun kolaborasi dengan UMP menambah nilai lebih. Beberapa mahasiswa UMP turut berkontribusi, mempererat jejaring antar perguruan tinggi dalam misi edukasi.
Diskusi semakin menarik saat sesi tanya jawab dibuka. Pertanyaan seputar cara mengelola stres, membangun relasi sehat dengan keluarga, hingga tekanan gaya hidup masa kini mewarnai suasana, menunjukkan betapa relevan dan dibutuhkan tema ini.
Kuliah umum ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tahunan STIKes Ibnu Sina Ajibarang yang bertujuan memperkuat kompetensi non-akademik mahasiswa. Edukasi kesehatan mental dan reproduksi pun diyakini sebagai langkah preventif yang sangat penting di era digital saat ini.
“Kolaborasi ini baru permulaan. Ke depan, kami berharap sinergi dengan UMP maupun pihak lain bisa terus berkembang demi mahasiswa yang lebih siap menghadapi dinamika zaman,” tutup Feri.