Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Berita Terbaru Purwokerto dan Banyumas Raya
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Berita Terbaru Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya

Punya Kelemahan Sulit Menolak Bocorkan Rahasia Umur Panjang • KH Ahmad Darodji 85 Tahun

Penulis Tim Redaksi
Rabu, 3 September 2025
Topik Nasional
A A

SERAHKAN BUKU: Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi menyerahkan Buku ‘’Kiai Darodji Nguwongke Uwong’’ karya wartawan Suara Merdeka Agus Fathuddin Yusuf kepada Kepala Kanwil (RCEO) Bank Syariah Indonesia (BSI) Jateng Ficko Hardowiseto di Ballroom Masjid Raya Baiturrahman, Simpanglima Semarang, Minggu malam (31/8).

SEMARANG – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, Minggu 31 Agustus 2025 lalu genap berusia 85 tahun. Karena sedang dalam suasana prihatin situasi demo dan kerusuhan di bebeberapa daerah, tasyakuran dilaksanakan secara sederhana di Ballroom Masjid Raya Baiturrahman, Jalan Pandanaran 126, Simpanglima Semarang.

Tasyakuran dihadiri Ketua Bidang Pendidikan Masjid Raya Baiturrahman Prof Dr KH Ahmad Rofiq MA, Ketua Takmir Dr Multazam Ahmad, H Nawawi SH, Bendahara Umum H Agus Sumartono, para karyawan di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman dan Kepala Kanwil (RCEO) Bank Syariah Indonesia (BSI) Jateng Ficko Hardowiseto.

BacaJuga

Menag Prof. Nasaruddin Umar Doakan Pengemudi Ojol Affan Termasuk Syuhada

Kanwil Imigrasi Jateng Gelar Diseminasi LHKAN, Pencatatan Hukuman Disiplin, dan SPI

Diawali dengan shalat maghrib berjamaah dan pembacaan doa khatmil Qur’an. Kiai Darodji yang juga Ketua Baznas Jateng kemudian memotong tumpeng diiringi lagu ‘’Mabruk Alfa Mabruk’’ diserahkan kepada Mubaligh Kondang Dr KH Ardja Imroni dan Kepala Kanwil (RCEO) Bank Syariah Indonesia (BSI) Jateng Ficko Hardowiseto. Ketua Umum Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah itu juga menyerahkan Buku ‘’KH Darodji Nguwongke Uwong’’ karya Wartawan Suara Merdeka Agus Fathuddin Yusuf kepada Ficko Hardowiseto dan Dr KHM Saifuddin, dosen FAI Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.

Dalam pidato singkatnya, Kiai Darodji mengakui punya banyak kelemahan termasuk salah satunya sulit menolak. ‘’Saya hampir-hampir tidak ingat tanggal lahir. Tetapi oleh para pengurus Masjid Baiturrahman dipaksa tasyakuran. Saya tentu sulit menolak walaupun dalam jam yang sama saya diundang Pak Gubernur di Wisma Perdamaian Tugumuda untuk berdoa bersama,’’ katanya.

Dia membocorkan rahasia panjang usia dan hidup sehat lengkap dengan resep-resepnya. ‘’Salah satunya seperti iklan rokok, yang penting happy. Happy buat diri sendiri maupun untuk orang. Haditsnya khairunnas anfa’uhum linnas, selalu berusaha bermanfaat bagi orang lain,’’ jelasnya sambil tertawa. ‘’Buat orang lain gembira, bantu menyelesaikan persoalannya. Kuncinya nguwongke uwong,’’ tuturnya didampingi istri tercinta Nyai Hj Musbandiyah.

Sosok Penting

Prof Dr KH Ahmad Rofiq MA mengatakan, bagi masyarakat Jawa Tengah Kiai Darodji tidak hanya sebagai sosok pimpinan umat, Ketua Umum MUI, Ketua Baznas Jateng dan lain-lain lebih dari itu dia adalah uswatun khasanah.

Rofiq menambahkan, meski kini menginjak umur yang ke-85 tahun, namun energi dan sumbangsih Kiai Darodji bagi masyarakat di Jawa Tengah sangat terasa, hal tersebut tercermin dari aktivitasnya yang sangat padat baik sebagai guru, kiai dan juga Ketua Umum MUI Jawa Tengah

“Di umur yang ke-85 energi beliau masih luar biasa untuk berkhidmah untuk umat, barakallah Pak Kiai Darodji, inspirasi kita semua,’’ katanya.

 

Layak Masuk MURI

Dalam perjalanan kariernya, Kiai Darodji sesungguhnya layak masuk Museum Record Republik Indonesia (MURI). Sejak jadi PNS kali pertama tahun 1966 hingga pensiun 1997 dan hingga sekang, tidak pernah sekalipun tidak menjabat. Diawali 1966 menjadi PNS sekaligus Direktur Sekolah Persiapan (SP) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga di Semarang 1966-1973.

Menurut penuturan Kiai Darodji, dia lahir di Jl Raden Patah, dekat Kawasan Kota Lama, Kampung Gedong Bobrok (kini Gedongsari), Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang pada 31 Agustus 1940 M. Tahun ini bila dihitung berdasarkan kalender Masehiyah Kiai Darodji berusia 85 tahun. Menurut Ahli Falak Prof Dr H Ahmad Izzuddin MAg, bila dihitung dengan kalender Hijriyah tanggal 27 Rajab 1359 H, beliau berusia 88 tahun lebih.

Wartawan Suara Merdeka Agus Fathuddin Yusuf dalam buku ‘’KH Darodji Nguwongke Uwong’’ menulis 

Ayah kandung Kiai Darodji, KH Badruddin Honggowongso masih berdarah biru trah Keraton Solo. Namun Kiai Badruddin menanggalkan gelar ‘’Raden’’ dalam penyebutan namanya. Ibu kandungnya Hj Umiyati biasa dipanggil Bu Mi, ibu rumahan biasa yang mendampingi suami dan membesarkan anak-anaknya.

Darodji anak nomor dua dari delapan bersaudara. Berturut-turut dari nomor satu hingga delapan, Ahmadu Hidjan (pensiunan guru tinggal di Solo), Ahmad Darodji, Ahmad Wasi’ (meninggal saat masih kecil), Dra Nurul Jazimiyah (pensiunan PA di Solo), Syahlan (tinggal di Salatiga), Prof Dr Hj Nur Uhbiyati (guru besar PAI UIN Walisongo Semarang), Drs Ahmad Dzulkarom (meninggal usia 35 tahun di Solo) dan Dra Nur Saidah (pensiunan Dinas Sosial Kota Semarang.

Mbah Badruddin, adalah santri alumni Pondok Pesantren Tremas, Pacitan dan Pondok Pesantren Jamsaren Solo. Pada masanya termasuk ulama yang visioner, berpikiran jauh ke depan melewati zamannya. Tahun 1927-1929, dia bersama KH Thoyib Thihari mendirikan Madrasah Al-Khoriyah, Bulu, Kota Semarang. Lembaga pendidikan itu masih berjalan hingga sekarang.

Dia masuk Sekolah Rakyat (SR) Al-Islam Solo. Mungkin karena sebelumnya sudah dididik oleh Kiai Badruddin, di kelas Darodji melompat dari kelas I tidak naik kelas II tapi langsung melompat ke kelas III. Dari kelas III kemudian tidak ke kelas IV tapi langsung kelas V dan akhirnya lulus SR tahun 1956. Selanjutnya masuk SMP Tjokroaminoto, Komples Masjid Kauman. 1959 masuk Sekolah Persiapan (SP) IAIN Yogyakarta (SLTA) dan melanjutkan ke IAIN Yogyakarta hingga meraih sarjana 1965.

BagikanBagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

Program Maskot Keren Berdayakan Masyarakat di sekitar Kilang Cilacap

Selanjutnya

Festival Lampion Sky Lantern Serenade Batal, Peserta Ajukan Gugatan

Sorotan

Sejarah Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas

Sir Edward Cooke Jr. dan Kisah Berdirinya Pabrik Gula Kalibagor

Sejarah Koperasi di Indonesia

Dari Purwokerto ke Indonesia: Sejarah Panjang Koperasi yang Mengubah Bangsa

Longsor Sirampog Rusak 100 Rumah: Ahli Geologi Ungkap Risiko Tinggi dan Rekomendasikan Relokasi

Populer Minggu ini

Bupati Punya Wewenang Revisi atau Cabut Perbup, Tak Perlu Konsultasi ke DPRD

Perbup Nomor 9/2024 Soal Tunjangan DPRD Banyumas Diduga Langgar Asas Retroaktif

Gus M Sa’dullah Ikuti TOT Dai Ekonomi Syariah FESYar Jawa 2025

Pilihan Pembaca

Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam

Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam? Ini Jawabannya!

Apakah Banyumas termasuk Purwokerto

Apa Bedanya Purwokerto dan Banyumas? Ini Penjelasannya!

Sambut Harlah Ke-91, Ansor Banyumas Marathon Ziarah dan Sowan Masyayikh

  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
suarabanyumas.co.id ©2025 

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan

suarabanyumas.co.id ©2025 

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In