PURWOKERTO – Di tengah hiruk-pikuk perayaan Idul Adha 1446 H, ada momen haru dan penuh makna yang terjadi di sudut Kota Purwokerto. Sebanyak 200 tukang becak menerima paket daging kurban dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Koordinator Daerah Banyumas Raya, sebagai wujud kepedulian nyata terhadap mereka yang kerap terpinggirkan dari sorotan.
Para jurnalis televisi yang selama ini dikenal sebagai penyampai berita, kini turun langsung ke lapangan bukan untuk meliput, melainkan untuk berbagi.
“Kami melihat sendiri bagaimana sulitnya para tukang becak bertahan hidup di tengah perubahan zaman. Idul Adha ini adalah momen tepat untuk sedikit meringankan beban mereka,” ujar Saladin Ayyubi, Ketua IJTI Korda Banyumas Raya.
Menurut Saladin, jumlah tukang becak di Purwokerto yang masih aktif kini tersisa sekitar 200 orang. Jumlah pengguna jasa mereka kian menurun, membuat roda penghasilan mereka berputar makin lambat.
“Mereka adalah bagian dari denyut kota ini. Sudah sepantasnya mendapat perhatian lebih, bukan hanya saat liputan atau ada peristiwa besar,” tambahnya.

Aksi kemanusiaan ini mendapat dukungan penuh dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dan Polresta Banyumas. Masing-masing lembaga menyumbangkan 100 paket daging kurban yang kemudian disalurkan melalui IJTI kepada para tukang becak.
Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Ari Wibowo, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari komitmen Polri untuk terus hadir membantu masyarakat.
“Tukang becak adalah potret ketangguhan. Kami ingin mereka tahu bahwa mereka tidak sendiri,” tegasnya.
Senada dengan itu, Rektor UMP, Prof. Jebul Suroso, menyampaikan apresiasinya kepada jurnalis yang menurutnya memiliki sensitivitas sosial tinggi.
“Mereka bukan hanya menyuarakan suara rakyat, tapi juga membawa solusi. Ini luar biasa,” ungkapnya.
Distribusi daging kurban dilakukan di Kantor IJTI Korda Banyumas Raya, yang terletak di kawasan Alun-Alun Purwokerto. Antrean becak tampak memanjang sejak pagi, namun suasana tetap tertib dan penuh rasa syukur.
“Alhamdulillah, ini berkah buat kami. Semoga semua yang berkurban dan membantu diberi kesehatan dan rezeki melimpah,” ucap Agus Sarwono (55), tukang becak asal Kranji, dengan mata berkaca-kaca.
Semangat berbagi ini bukan sekadar seremoni tahunan, tapi menjadi pengingat bahwa solidaritas sosial masih hidup di tengah kita. IJTI Banyumas Raya pun berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut, bahkan tumbuh lebih besar dengan melibatkan lebih banyak pihak di masa depan.
“Karena berbagi adalah bagian dari nilai jurnalisme kami mendengarkan, peduli, dan bertindak,” pungkas Saladin.