Kebasen, suarabanyumas.co.id – Sebuah gubug reot milik kakak beradik Tukimin dan Ngadiem, warga Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, mendadak viral di media sosial dan aplikasi percakapan. Kondisi tempat tinggal mereka yang tidak layak huni memantik perhatian luas masyarakat.
Kepala Desa Bangsa, Kecamatan Kebasen, Kuat Sugiyo, angkat bicara. Ia menegaskan bahwa pemerintah desa sebenarnya sudah memberikan perhatian sejak lama, baik dalam bentuk bantuan sosial maupun rencana solusi terkait tempat tinggal.
“Sejak lama, keluarga ini sudah menjadi penerima berbagai program bantuan, mulai dari BLT, BPNT, hingga PKH dan juga KIS. Bahkan soal tempat tinggal sudah pernah kita bicarakan dalam forum desa. Hanya saja keburu viral duluan, saya sendiri kaget,” ujar Kuat saat koordinasi secara daring bersama Baznas Banyumas, Kamis (2/10/2025) malam.
Menurut Kuat, pemerintah desa tidak menutup mata terhadap kondisi warganya. Namun, solusi terkait perbaikan tempat tinggal memang memerlukan koordinasi dengan banyak pihak agar hasilnya lebih tepat sasaran. Ditambah fakta, bahwa kedua warganya tersebut tidak memiliki tanah pribadi. Adapun tanah yang ditempati adalah milik orang lain.
Ketua IV Baznas Banyumas, KH Abdul Qodir mengatakan bahwa sudah menyiapkan sejumlah skema bantuan untuk Tukimin dan Ngadiem. Mengingat, untuk kejadian khusus seperti ini, memang diperlukan langkah cepat, tapi tetap pada koridor aturan.
“Kami sedang menyiapkan dua opsi, yakni program bedah rumah atau benah rumah. Kalau ada tanah pribadi, bisa dilakukan bedah rumah. Tapi kalau tidak punya tanah, solusinya benah rumah dengan perbaikan kondisi tempat tinggal yang ada,” jelas KH Abdul Qodir.
Kiai Qodir menambahkan, Baznas Banyumas selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan pemerintah desa dalam menangani kasus serupa. Menurutnya, bantuan untuk warga miskin harus dilakukan dengan tepat, sehingga tidak hanya menyentuh aspek fisik, tetapi juga keberlangsungan hidup mereka.
Pemerintah Desa Bangsa dan Baznas Banyumas berkomitmen untuk bergerak cepat menangani persoalan ini. Mereka berharap, masyarakat juga bisa memahami bahwa proses penanganan membutuhkan waktu dan koordinasi lintas lembaga.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Tukimin dan Ngadiem segera memiliki tempat tinggal yang lebih layak, sekaligus menjadi bukti bahwa Pemdes dan Baznas hadir untuk melindungi serta memberikan solusi bagi warganya.