Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Berita Terbaru Purwokerto dan Banyumas Raya
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Berita Terbaru Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya

Wisudawan UMP Disambut Karya Lukisan Eprisa Nova Rahmawati nan Epik dan Menghipnotis

Penulis Tim Redaksi
Senin, 22 September 2025
Topik Purwokerto
A A

PURWOKERTO – Sedikitnya 20 lukisan terpampang didepan Auditorium Ukhuwah Islamiyah Universitas Muhammdiyah Purwokerto ( UMP). Selama dua hari yakni Sabtu – Minggu 20-21 September 2025, UMP menggelar wisuda sebanyak 2.113 orang. 

Ada yang menarik, baik wisudawan maupun para wali mahasiswa disambut karya lukisan dari Eprisa Nova Rahmawati. 

Eprisa merupakan mahasiswi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Sains Universitas yang berhasil lulus dengan Cum Laude dengan IPK 3,77.

BacaJuga

Kapus Moderasi Beragama dan Pancasila, Turhamun (tengah) berfoto bersama nara sumber dan panitia usai kegiatan. (suarabanyumas.co.id/istimewa)

UIN Purwokerto Gelar Pelatihan Wisata Religi, Tekankan Spiritualitas dan Nasionalisme

Rute Skybridge Race Run HUT ke-80 KAI di Purwokerto

Meski menyandang disabilitas namun ia memiliki bakat dan keunggulan luar biasa. Salah satunya melukis. 

Bahkan karya lukisnya sudah diapresiasi berbagai tokoh nasional. Pada prosesi wisuda kemarin, ia menyuguhkan 20 lukisan. 

Lukisan yang terpampang mengesankan berbagai makna yang mendalam. Melalui lukisannya Eprisa juga mengungkapkan berbagai kecamuk jiwa yang dialami. 

Meski mengalami keterbatasan atau disabilitas namun ia tak menyerah. Salah satunya ia tuangkan dalam lukisan bunga bunga indah dengan tangkai tulang belakang dan vas tulang panggul yang retak. 

Lukisan tersebut seolah menceritakan apa yang dialami, bahkan ia harus duduk di kursi roda. Lukisan itu ia lengkapi dengan narasi yang berjudul perayaan. 

Karya :Eprisa Nova Rahmawati

Perayaan

Buat apa menyalahi diri,

bila takdir tak bisa diganti? Luka ini bukan hukuman lagi, melainkan jejak yang mesti kuhayati.

Buat apa terbelenggu penyesalan, pada yang tak mungkin diputar ulang? Lebih baik ku rayakan perjalanan, meski berbeda, tetap gemilang.

Sakit ini bukan akhir segalanya, ia cahaya yang diam-diam mendewasakan jiwa. Dalam perayaan kutemukan arti, bahwa hidup tetap indah meski terluka.

Ada pula lukisan lain yang dilengkapi narasi berjudul Mawar. 

Mawar

Mawar mengajarkan lewat durinya, bahwa indah tak pernah lepas dari luka.

Mata menatap dan akhirnya paham, keelokan sejati tumbuh dari kedewasaan.

Di balik tatapan ada rahasia jiwa, seperti kelopak yang perlahan terbuka.

Cinta sejati bukan hanya rasa, tapi pengorbanan yang setia menjaga.

Mata membaca apa yang mawar bisikkan,

bahwa hidup indah meski penuh ujian. Dalam pandang dan dalam harum bunga, kita temukan makna: cinta adalah dewasa.

Saat prosesi wisuda Eprisa juga diberi panggung kehormatan untuk menyampaikan pesan dan kesan. 

Baginya yang bukan sekadar tempat menuntut ilmu, melainkan ruang yang memberikan dukungan penuh terhadap minat, bakat, serta keberadaan sebagai mahasiswa disabilitas.

“Inilah kampus yang ramah bagi mahasiswa disabilitas, di mana kami tidak merasa berbeda, di mana kami memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk meraih mimpi setinggi-tingginya,” katanya.

Selain piawai melukis ia juga memiliki prestasi akademik. dalam menyelesaikan kuliahnya, dia membuat karya penelitian yang dituangkan dalam skripsi dan diharapkan bermanfaat bagi petani.

Eprisa mengembangkan aplikasi berbasis kamera untuk mendeteksi penyakit pada daun tomat.

Pengunjung menikmati lukisan yang dipajang di depan Auditorium UMP

Rektor Jebul Suroso menyoroti kisah inspiratif Eprisa Nova Rahmawati yang memiliki keterbatasan fisik namun berhasil menyelesaikan studi dan menciptakan aplikasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Ketika seseorang bisa menyelesaikan keterbatasannya dengan kreatif dan tekad yang kuat, maka bisa dipastikan dia akan mencapai kemenangan dengan jalan yang tidak terduga,” kata dia mengutip filsuf Tiongkok.

Menurut dia, Eprisa juga menunjukkan bahwa UMP adalah lembaga pendidikan yang universal dan ramah bagi siapa pun, tanpa memandang perbedaan fisik maupun keyakinan.

BagikanBagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

UIN Purwokerto Gelar Pelatihan Wisata Religi, Tekankan Spiritualitas dan Nasionalisme

Selanjutnya

Maulid Nabi Muhammad SAW Momentum Rekonstruksi Diri

Sorotan

Banyumas: Simbol Harmoni Antara Gunung, Laut, dan Warisan Budaya

Ngapak Selatan (Paksel) : Cerita di Balik Dialek yang Jadi Identitas Budaya

Longsor Sirampog Rusak 100 Rumah: Ahli Geologi Ungkap Risiko Tinggi dan Rekomendasikan Relokasi

Populer Minggu ini

Bupati Punya Wewenang Revisi atau Cabut Perbup, Tak Perlu Konsultasi ke DPRD

Perbup Nomor 9/2024 Soal Tunjangan DPRD Banyumas Diduga Langgar Asas Retroaktif

Gus M Sa’dullah Ikuti TOT Dai Ekonomi Syariah FESYar Jawa 2025

Pilihan Pembaca

Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam

Purwokerto Ke Jogja Berapa Jam? Ini Jawabannya!

Apakah Banyumas termasuk Purwokerto

Apa Bedanya Purwokerto dan Banyumas? Ini Penjelasannya!

Sambut Harlah Ke-91, Ansor Banyumas Marathon Ziarah dan Sowan Masyayikh

  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
suarabanyumas.co.id ©2025 

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Terbaru
  • Banyumasiana
  • Pilihan

suarabanyumas.co.id ©2025 

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In