CILACAP – Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah berkomitmen menghadirkan wajah baru pendidikan pesantren yang modern, adaptif, dan berorientasi pada kemajuan teknologi. Integrasi nilai keislaman dan inovasi digital ini diterapkan di Pesantren El Bayan dan El Muslim.
Hal ini terungkap dalam Diskusi Hari Santri Nasional 2025 bertajuk ‘Warna-warni Pesantren dan Iramanya’ di auditorium Kampus UNIKMA, Cimanggu, Cilacap, Jawa Tengah Tengah, Kamis (30/10/2025). Dalam diskusi yang dipandu Rektor UNIKMA, Dr. Fikria Najitama, M.S.I itu, dihadirkan dua keynote speaker, Prof DR Fathul Aminudin Aziz, MM dan konten kreator Guru Gembul.
Prof. Aziz, yang juga Dewan Penyelenggara UNIKMA sekaligus Ketua Yayasan El Bayan mengatakan lembaganya berupaya menjadi pionir dalam menghubungkan nilai-nilai pesantren dengan teknologi modern.
“Tagline kami bersifat ideologis dan digital ekonomis. Nilai-nilai asas menjadi pegangan, namun kami imbangi dengan penerapan teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat di daerah,” ujarnya.
Sementara, Rektor UNIKMA Dr Fikria Najitama menjelaskan kini UNIKMA tengah mengembangkan sejumlah inovasi berbasis digital, salah satunya penerapan barcode system di bidang pertanian yang memungkinkan masyarakat mengetahui riwayat tanam hingga pemupukan suatu tanaman.
“Ini bentuk nyata bagaimana teknologi bisa mendukung ketahanan pangan, sejalan dengan kebijakan pemerintah,” ucap Fikria.
Selain pengembangan teknologi pertanian, UNIKMA juga meluncurkan berbagai program untuk memberdayakan santri, seperti Santri KTP, Kuliah Tani Pondok, dan Sekolah Tani Pondok (STP). Program ini memungkinkan santri menempuh pendidikan tinggi tanpa meninggalkan pesantren.
“Santri dan santriwati kini bisa kuliah sambil mengembangkan pertanian dan perkebunan di daerahnya dengan bantuan teknologi,” tutur Fikria.
Sementara itu, Guru Gembul menyatakan kekagumannya terhadap UNIKMA dan Pesantren El Bayan serta El Muslim yang dinilainya mampu mengubah paradigma pendidikan Islam tradisional menjadi lebih progresif.
“Kekhawatiran saya hilang sama sekali. Santrinya, kiainya, ruangannya, semuanya menunjukkan lembaga pendidikan yang layak direkomendasikan. Bahkan pertanyaan-pertanyaan santri sangat kritis dan terbuka,” kata Guru Gembul.
Ia menilai langkah UNIKMA dan El Bayan sangat relevan dengan kebutuhan masa depan, terutama dalam menghadapi era disrupsi global. “Pesantren ini memberdayakan santrinya untuk bergerak di dunia teknologi, lingkungan hidup, dan ketahanan pangan. Ini langkah paling tepat dan visioner,” katanya.
Guru Gembul juga menilai pesantren ini mampu menunjukkan peran aktif dalam isu ketahanan pangan dan energi berkelanjutan, bidang yang saat ini menjadi perhatian ilmuwan dunia.
“Tiba-tiba ada pesantren yang bukan hanya mampu beradaptasi, tetapi juga mengkampanyekan kehidupan yang lebih adaptif dan modern,” ujarnya.
Integrasi teknologi dalam dunia pesantren menjadi kunci untuk membentuk generasi santri yang tidak hanya kuat secara spiritual dan ideologis, tetapi juga kompeten secara digital.
“Kami ingin pesantren menjadi pusat inovasi yang mandiri dan relevan dengan tantangan zaman,” tegas Dr. Fikria.








