BANYUMAS, purwokerto.info – Anggota DPRD Banyumas, Rachmat Imanda, menggelar pertemuan dengan para kepala desa dan pengurus Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih se-Kecamatan Banyumas, dalam agenda konsolidasi dan belanja masalah terkait penguatan koperasi desa, Senin (tanggal sesuai kegiatan). Pertemuan ini juga dihadiri para kades yang secara struktural menjabat sebagai ex officio ketua badan pengawas koperasi di masing-masing desa.
Dalam diskusi tersebut, Rachmat menekankan pentingnya penyusunan business plan koperasi yang realistis dan berbasis potensi lokal. Ia menyebut, koperasi desa tak boleh hanya jadi nama, tetapi harus bisa menjawab kebutuhan ekonomi warga.
“Business plan yang kuat itu fondasi utama. Tapi tetap perlu pendampingan yang berkelanjutan, jangan dilepas begitu saja,” ujarnya.
Selain strategi usaha, Rachmat juga mengingatkan para pengurus koperasi dan kepala desa agar menerapkan prinsip kehati-hatian dalam mengelola usaha. Menurutnya, pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan koperasi harus dijalankan secara transparan, profesional, dan bertanggung jawab.
“Jangan sampai koperasi justru jadi beban karena salah urus. Kuncinya di tata kelola dan pengawasan yang sehat,” tegasnya.
Pertemuan tersebut sekaligus menjadi forum belanja masalah, menggali berbagai persoalan dan kendala pasca-pembentukan Kopdes Merah Putih di desa-desa. Beberapa isu yang mengemuka antara lain soal legalitas, permodalan, SDM koperasi, hingga perlunya pelatihan manajemen dan akuntabilitas bagi pengurus.
Para kepala desa menyambut baik diskusi ini. Mereka mengapresiasi kehadiran legislator yang memberi ruang terbuka untuk mendengar langsung aspirasi dan dinamika yang dihadapi di lapangan. Sejumlah kepala desa juga menyampaikan harapan agar koperasi desa dapat menjadi motor penggerak ekonomi produktif berbasis komunitas.
“Ini bukan sekadar formalitas, tapi ikhtiar bersama agar koperasi desa benar-benar hidup dan berdaya,” tutur Rachmat. Ia menyatakan komitmennya untuk terus mengawal proses penguatan kelembagaan Kopdes Merah Putih, termasuk menjembatani kebutuhan teknis yang bisa didukung melalui regulasi maupun kemitraan lintas sektor.
Dengan konsolidasi seperti ini, Rachmat berharap koperasi desa tidak hanya menjadi alat ekonomi, tetapi juga sarana pemberdayaan masyarakat dan penguatan kemandirian desa secara menyeluruh.