Purwokerto, suarabanyumas.co.id – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar Parade Sinemaphoria bertema Warna Nusantara, pada Rabu (11/6/2025), bertempat di Hall Perpustakaan UIN Saizu.
Berkolaborasi dengan Balai Film Banyumas, acara ini mengusung konsep nonton bareng tiga film dokumenter pemenang nominasi di ajang Sinemaphoria.
Film yang ditayangkan yaitu Ulat-Ulat Menggeliat karya Taufik Wicaksono, Rewos karya Netuka Creative Community, dan Kontroversi Konservasi karya mahasiswa Program Studi Film dan Televisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Ketiganya berhasil meraih nominasi sebagai film dokumenter terbaik dan sarat akan pesan kebudayaan, lingkungan, serta potret sosial masyarakat.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Dakwah dan Saintek UIN Saizu Purwokerto, Dr. Nawawi. Dia menyatakan bahwa kegiatan seperti ini adalah representasi nyata dari dunia KPI.
“Karena selain mengandalkan ijazah dan transkrip nilai, kalian (mahasiswa) juga memerlukan pengalaman,” ujar Dr. Nawawi dalam sambutannya.
Talkshow Perkuat Pemahaman Perfilman Mahasiswa KPI
Setelah sesi pemutaran film, acara dilanjutkan dengan talkshow bersama tiga pemateri yang telah berkiprah di dunia perfilman.
Gilang Akbar N. selaku Founder Balai Film Banyumas sekaligus Program Director Sinemaphoria, berbagi pengalaman tentang pentingnya membangun jaringan dan keterlibatan dalam forum-forum perfilman.
Ia menyampaikan, jangan sia-siakan ketika kita bisa kenal atau bahkan terlibat dalam salah satu forum. Ikuti itu dan manfaatkan dengan baik, karena siapa tahu ketika salah satu orang itu masuk ke industri, kita juga bisa mengikutinya.
Pemateri kedua, Fajaria Menur W. dosen Universitas Merdeka Malang sekaligus seorang filmmaker, juga memberikan banyak wawasan tentang bagaimana membangun pesan kuat dalam film.
Sementara itu, Iif Alfiatul M. Dosen KPI UIN Saizu memberikan perspektif akademik sekaligus praktis tentang peran film dalam dunia komunikasi Islam.
Ketua panitia, Faris Alfiansyah N.R., mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran tambahan bagi mahasiswa KPI.
“Kami ingin belajar lebih dalam mengenai dunia perfilman. Di jurusan kami memang ada mata kuliah tentang film, tapi hanya satu semester dan beberapa pertemuan saja,” ujarnya.
Menurut dia pertemuan dalam mata kuliah itu kurang. Dengan adanya kegiatan ini, yang diisi oleh pemateri-pemateri yang mumpuni di bidangnya, kami berharap mahasiswa KPI bisa lebih memahami bahwa film tidak hanya soal sinematografi, tetapi juga soal makna dan pesan yang disampaikan