SEMARANG – Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Jawa Tengah kembali menegaskan penolakannya terhadap kebijakan full day school dalam sistem pendidikan nasional. Penegasan ini menjadi salah satu keputusan penting dalam Musyawarah Pimpinan Wilayah (Muspimwil) V yang digelar di Semarang pada Sabtu (10/5/2035).
Acara ini dihadiri oleh para kiai Dewan Syuro, pengurus DPW dan DPC PKB se-Jawa Tengah, para ketua fraksi PKB di DPRD kabupaten/kota, serta para kepala dan wakil kepala daerah. Tampak hadir Ketua Dewan Tanfidz KH M. Yusuf Chudlori, beserta jajaran Dewan Syuro seperti KH Badawi Basyir (Kudus), KH Nur Hidayatullah (Wonosobo), KH Musyafa’ Zein (Grobogan), dan Habib Sholeh Al Attos (Tegal).
Dalam pidatonya, KH M. Yusuf Chudlori atau yang akrab disapa Gus Yusuf menegaskan bahwa PKB selalu siap bersinergi dengan pemerintahan baru, baik pusat maupun daerah, dalam menjalankan program-program strategis. Namun, dalam hal pendidikan, PKB bersikap tegas menolak full day school karena dinilai merugikan pendidikan keagamaan anak-anak.
“Ketika full day school diterapkan, anak-anak kehilangan waktu untuk belajar agama di madrasah pada sore atau malam hari. Ini bukan hanya soal jam belajar, tapi kita bisa kehilangan fondasi akhlak, mental, dan spiritual generasi muda,” ujar Gus Yusuf.
Gus Yusuf juga menginstruksikan kepada para ketua DPC dan ketua fraksi PKB di daerah agar segera mengambil langkah politik untuk menolak kebijakan ini, terutama di daerah-daerah yang berencana menerapkannya.
“Saya mendapat laporan ada daerah yang bupatinya mau menerapkan. Segera komunikasikan, dan kebijakan ini harus ditolak,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris DPW PKB Jateng, H. Sukirman SS, MS mengingatkan kembali bahwa kebijakan ini pernah diterapkan saat Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jateng. “Waktu itu para kiai sampai turun ke jalan, bahkan audiensi dengan Presiden RI. Akhirnya, berkat perjuangan politik bersama Fraksi PKB, kebijakan ini dibatalkan,” ungkapnya.
Sementara itu Ketua DPC PKB Banyumas Imam Ahfas mengungkapkan Full Day School memang dinilai mereduksi peran Madrasah Diniyah yang berlangsung sore hari.
Hal itu tentu berdampak pada kelangsungan Madin, padahal Madin juga berperan besar dalam pembentukan karakter dan moral siswa sejak usia dini.
Selain isu pendidikan, Muspimwil V PKB Jateng juga membahas percepatan program-program pemerintah melalui peran legislator dan kepala daerah dari PKB. Fokus lainnya mencakup pemberdayaan ekonomi kreatif dan UMKM, pengembangan pesantren entrepreneur, pelayanan kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
Tak hanya itu, forum ini juga merekomendasikan penguatan kaderisasi berjenjang serta pembentukan sayap-sayap politik baru sebagai strategi menyongsong Pemilu 2029.
“Kaderisasi dan politik kehadiran yang kuat akan memastikan PKB tetap relevan dan siap memenangkan kontestasi politik mendatang,” pungkasnya.