PURWOKERTO — Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMPS PBSI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto resmi membuka rangkaian kegiatan Bulan Bahasa 2025 melalui gelaran seminar nasional yang berlangsung pada Kamis (2/10). Seminar ini mengangkat tema “Sesuatu di Balik Cerita: Menggali Jati Diri Lewat Sastra”, yang diharapkan mampu memberikan ruang refleksi dan apresiasi terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.
Acara ini dihadiri langsung oleh Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Dr. Ely Hasan Sadeli, M.Pd., serta Ketua Program Studi PBSI, Akhmad Fauzan, M.Pd. Hadir pula narasumber yang kompeten di bidangnya, yakni Mulasih Tary, M.Pd. dan Bagas Ali Prasetyo, S.Sos., yang menyampaikan materi terkait sastra, identitas, dan peran bahasa dalam kehidupan.
Dalam sambutannya, Ketua Program Studi PBSI, Akhmad Fauzan, M.Pd., menegaskan bahwa Bulan Bahasa merupakan wadah penting bagi mahasiswa untuk berkembang.
“Bulan Bahasa adalah event tahunan di mana program studi memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk mengundang narasumber yang inspiratif, sekaligus berkarya melalui berbagai acara yang bermanfaat. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya berhenti pada seremonial, tetapi benar-benar menjadi pengalaman bermakna bagi mahasiswa dan peserta,” ujarnya.
Ketua HMPS PBSI, Matsna Nurul Baeti, dan Ketua Panitia, Asti Tiana Ningrum, juga turut memberikan sambutan dalam acara pembukaan. Asti menekankan bahwa Bulan Bahasa adalah bentuk nyata kecintaan mahasiswa PBSI terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
“Bulan Bahasa merupakan agenda tahunan HMPS PBSI sebagai bentuk penghormatan terhadap bahasa dan sastra. Tahun ini, tema besar yang diusung adalah ‘Estetika Sastra, Gaungkan Cinta Bahasa’. Kami berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat baru dalam mengapresiasi sekaligus melestarikan bahasa dan sastra Indonesia,” ungkapnya.
Dalam sesi pemaparan materi, narasumber Mulasih Tary, M.Pd., menyoroti peran sastra sebagai sarana refleksi diri.
“Karya sastra lahir dari pengalaman, pengetahuan, imajinasi, dan kreativitas. Sumbernya bisa berasal dari perasaan, hubungan antar manusia, sejarah, maupun kebudayaan. Karena itu, sastra tidak hanya menjadi karya tulis, tetapi juga cermin kehidupan yang menyatukan realitas dan daya cipta penulisnya,” jelasnya.
Selain seminar, rangkaian Bulan Bahasa 2025 juga akan diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain:Technical Meeting Olimpiade Bulan Bahasa
Seminar Nasional Bulan Bahasa (2 Oktober 2025) Gebyar Mahasiswa (11 Oktober 2025)
Final Olimpiade SMA/sederajat (18 Oktober 2025) Gerakan Cinta Bahasa dan Sastra Indonesia (GCBSI) (28 Oktober 2025)
Antusiasme peserta tahun ini terbilang tinggi. Untuk kategori mahasiswa, tercatat sudah ada perwakilan dari 14 provinsi di Indonesia.
Sementara itu, pada kategori SMA/sederajat, jumlah peserta mencapai 133 siswa, terdiri dari 56 peserta cabang lomba pidato, 50 peserta baca puisi, dan 27 peserta cipta puisi.
Acara pembukaan berlangsung lancar dan khidmat. Dengan adanya seminar ini, diharapkan para peserta dapat menggali lebih dalam makna di balik karya sastra, sekaligus menjadikannya sarana refleksi untuk menemukan jati diri serta memperkuat identitas kebangsaan. (Dya)