PURWOKERTO – Kota Purwokerto kembali bersiap menjadi panggung akbar budaya lewat hajatan besar bertajuk Lengger Bicara 2025. Digelar Minggu, 22 Juni 2025 mulai pukul 18.00 WIB di GOR Satria, festival ini tak hanya menyuguhkan pertunjukan seni kolosal, tapi juga mengusung semangat kolaborasi lintas daerah dan lintas generasi.
Festival yang didukung penuh oleh Yayasan Lengger Bicara ini akan menghadirkan rangkaian acara megah, mulai dari Art Camp, Festival Satria Swarna Banyumas, hingga pagelaran Lengger Bicara itu sendiri yang diproyeksikan menjadi ajang budaya paling meriah tahun ini di Banyumas.
Maestro Tari, Musik Kolosal, dan Mahakarya Nusantara
Salah satu pertunjukan yang paling dinantikan adalah kolaborasi eksklusif antara musisi Fanny Soegi dan maestro tari Rianto dalam panggung Lengger Kolosal. Tak hanya itu, penonton juga akan disuguhkan dengan pementasan Drama Tari Musikal yang diadaptasi dari trilogi novel legendaris Ahmad Tohari tentang Dukuh Paruk.
“Pementasan 1,5 jam sebenarnya tidak cukup untuk membedah kompleksitas novel, tapi ini adalah bentuk penghormatan kami terhadap karya sastra dan budaya lokal,” ujar Jarot C Setyoko, salah satu konseptor pertunjukan.
Dalam kesempatan yang sama, Ahmad Tohari dijadwalkan hadir dan menerima penghargaan khusus dari Kementerian Kebudayaan.
Pasca pertunjukan 10.000 penari Lengger yang sebelumnya memecahkan rekor nasional menjadi titik balik minat generasi muda terhadap tari tradisional. Kini, pertunjukan tak lagi milik sanggar tertentu, tapi ruang terbuka yang menggembirakan.
“Setelah gelombang 10.000 penari Lengger, ada kebanggaan baru di kalangan anak muda. Mereka merasa tari tradisional itu tak sulit dan menyenangkan. Tak ada lagi dikotomi antar sanggar,” ungkap jurnalis senior Andi F. Noya, yang juga menjadi pendukung penuh acara ini.
Festival ini juga menjadi ruang penguatan ekonomi lokal. mengungkapkan bahwa kebutuhan properti pentas seperti 10.000 sampur (selendang tari) sempat dilempar ke Klaten karena keterbatasan UMKM lokal.
“Kita ingin uang dari festival ini berputar di Banyumas, termasuk pembelian alat tari. Harapan kami, UMKM mikro juga dapat manfaatnya,” katanya.
Pagelaran ini akan diwarnai oleh penampil dari berbagai daerah seperti Aceh, Sumatera, dan Kalimantan. Bahkan, dalam waktu dekat, festival ini menargetkan kehadiran penari dari luar negeri.
“Suatu hari, akan ada penari dari Skotlandia di Banyumas. Kami terbuka dan siap menyambut kolaborasi kesenian lintas negara. Ini bukan festival lokal lagi, ini menuju internasional,” tegas Andi
Ketua Yayasan Lengger Bicara, Anggi, mengungkapkan Pertunjukan pagi hingga sore hari di dalam area stadion GOR Satria dibuka gratis untuk umum. Sedangkan untuk pertunjukan malam yang menghadirkan bintang tamu nasional, tiket dijual seharga Rp15.000.
“Festival ini milik masyarakat. Kita ingin Lengger Bicara menjadi festival budaya kelas dunia yang tetap berpijak pada nilai-nilai lokal,” pungkas Anggi.