BANYUMAS — Takbir berkumandang, menembus dinding-dinding beton dan jeruji besi. Di halaman dalam Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Banyumas, ratusan warga binaan berdiri berdampingan dengan para petugas, menunaikan Sholat Idul Adha 1446 Hijriah dengan penuh kekhusyukan, Jumat pagi (6/6).
Dipimpin oleh Ustadz Budiman dari Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, sholat dimulai pukul 06.30 WIB dalam suasana tertib dan damai. Dalam khutbahnya yang menggugah, Ustadz Budiman mengangkat tema “Pengorbanan dan Keikhlasan dalam Membina Diri,” mengajak para jamaah untuk meneladani keimanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
“Pengorbanan sejati bukan hanya soal harta atau nyawa. Tapi juga tentang menaklukkan ego, meninggalkan amarah, dan melepaskan kebiasaan buruk,” ujar Ustadz Budiman.
“Keikhlasan adalah kunci pembinaan diri. Tanpanya, perubahan tak akan berakar kuat.”terangnya.

Usai sholat, gema takbir masih terdengar ketika proses penyembelihan hewan kurban dimulai. Empat ekor kambing — hasil sumbangan para pegawai dan mitra Rutan — dikurbankan dengan tetap menjunjung tinggi syariat Islam. Proses ini diawasi langsung oleh panitia kurban dan berlangsung dengan tertib.
Daging kurban tak hanya dibagikan kepada seluruh warga binaan dan petugas, tapi juga disalurkan ke masyarakat sekitar. Sebuah langkah kecil namun berarti untuk mempererat ikatan sosial antara Rutan dan lingkungan sekitarnya.
Kepala Rutan Banyumas, Anggi Febiakto, menyebut Idul Adha sebagai momen strategis untuk menanamkan nilai-nilai spiritual yang mendalam kepada warga binaan.
“Hari Raya Kurban ini menjadi ajang refleksi — bukan hanya bagi warga binaan, tapi bagi kita semua. Kami ingin nilai-nilai keimanan, keikhlasan, dan pengorbanan benar-benar tumbuh di hati mereka,” ungkap Anggi.
“Semoga ini menjadi titik balik bagi mereka, agar kelak kembali ke masyarakat dengan hati yang lebih bersih dan siap menjadi pribadi yang lebih baik.”
Kegiatan pun berlangsung aman, lancar, dan penuh makna. Di balik jeruji, Idul Adha bukan sekadar perayaan — tapi juga harapan. Harapan akan perubahan, akan perjalanan spiritual yang tak pernah mengenal batas ruang.