PURWOKERTO – Makanan olahan banyak diproduksi oleh kelompok masyarakat yang bersumber dari industri rumahan. Keberadaan mereka harus didampingi dan mendapat rekomendasi atas standar pangan layak dalam pengolahan dan produksi.
Hal itu disampaikan oleh Rasti Ajeng W., S.T, Production Section Head PT Tresno Jamu Indonesia, yang memberikan materi pada Sosialisasi Quality Control dan Standar Keamanan Pangan bagi pengelola lidah buaya, komoditas utama yang diolah Kelompok Wanita Tani utama di Balai Kelurahan Purbalingga Kidul.
Rasti menjelaskan secara komprehensif mengenai manfaat keamanan pangan, regulasi dasar, kunci menjaga mutu pangan, hingga penerapan Critical Control Point (CCP) dalam proses pengolahan bahan pangan.
“Standar keamanan pangan olahan perlu dipahami oleh elemen masyarakat pengelola maupun konsumen. Memastikan bahwa hasil olahan minuman sehat yang diproduksi dapat dikonsumsi secara layak dan sehat,” ungkapnya sesuai rilis yang diterima redaksi, Selasa (29/7/2025)
Ketua Tim Pengabdi, Ir. Katon Muhammad, ST., MT menegaskan pentingnya keberlanjutan kegiatan edukasi pentingnya kesadaran keamanan pangan. Memberikan rasa aman, nyaman, dan sehat dalam memproduksi dan mengkonsumsi pangan hasil olahan mandiri.
Menurutnya, program yang bersumber dari DRTPM Diktisaintek berdampak edukatif untuk meningkatkan kualitas produksi pangan lokal. Memperkuat kapasitas kelompok wanita tani sebagai produsen utama dalam pengembangan industri rumah tangga berbasis pangan sehat.
“Kegiatan ini tidak hanya bersifat transfer pengetahuan, tetapi juga bagian dari strategi pemberdayaan masyarakat. Ikut serta dalam menerapkan prinsip keamanan pangan dalam proses produksi dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” pungkas Koordinator Program Studi Teknik Industri Unsoed itu.
(Musmuallim)