PURWOKERTO, suarabanyumas.co.id – Tiga dosen Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto tampil di hadapan komunitas Muslim Indonesia di Perth, Australia, untuk menyampaikan gagasan Islam yang damai, cerdas, dan berperadaban. Acara berlangsung di Masjid Al Latief pada 22 September 2025 dan dihadiri jamaah lintas bangsa yang antusias mendengarkan pandangan akademisi asal Indonesia ini.
Mereka adalah Prof. Sulkhan Chakim, Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy, dan Agus Husein As Sabiq, tiga figur yang merepresentasikan wajah Islam moderat dari kampus yang dikenal dengan semboyan Kampus Desa Mendunia. Ketiganya berbagi pandangan tentang dakwah, ekonomi halal, dan pendidikan Islam yang kontekstual di era global.
Dalam pembukaannya, Prof. Sulkhan Chakim menegaskan bahwa dakwah di era modern harus berorientasi pada kemanusiaan dan perdamaian. “Islam adalah rahmah bagi seluruh alam. Maka dakwah bukanlah menyerang, tapi merangkul dan menghidupkan cinta,” ujarnya penuh makna.
Ia mengajak komunitas Muslim di Australia untuk menjadi contoh Islam yang ramah dan cerdas dalam berinteraksi dengan masyarakat multikultural. Menurutnya, keberadaan Muslim Indonesia di luar negeri adalah wujud dakwah kultural yang efektif memperkenalkan wajah Islam yang santun dan moderat.
Dalam kesempatan itu, panitia memberikan Certificate of Award kepada Prof. Sulkhan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memperkuat jejaring dakwah lintas negara. Penghargaan ini menjadi simbol bahwa Islam yang penuh kasih dan kebijaksanaan dapat diterima oleh semua kalangan.
Sesi kedua diisi oleh Dr. Muhammad Ash-Shiddiqy yang menyoroti pentingnya ekonomi halal sebagai instrumen kebangkitan umat. Ia menekankan bahwa halal bukan hanya persoalan konsumsi, melainkan juga etika dalam berbisnis dan bekerja.
Agus Husein As Sabiq, di sesi terakhir, menegaskan bahwa pendidikan Islam global harus melahirkan generasi berakhlak dan berdaya saing. Pendidikan, katanya, bukan hanya soal intelektualitas, tetapi pembentukan karakter manusia yang beradab dan berjiwa sosial.
Prof. Sulkhan menyimpulkan bahwa sinergi antara dakwah, ekonomi halal, dan pendidikan Islam merupakan fondasi kuat bagi peradaban masa depan. “Tantangan global hanya bisa dijawab dengan ilmu, iman, dan akhlak,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini, UIN Saizu Purwokerto kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional. Dari Purwokerto hingga Perth, semangat Islam yang damai dan berkemajuan terus disuarakan—meneguhkan bahwa nilai-nilai pesantren dan keilmuan Islam mampu menembus batas dunia.








