BANYUMAS – Warga di wilayah Banyumas diminta mulai bersiap menghadapi peningkatan curah hujan dalam beberapa pekan ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi intensitas hujan di Banyumas, khususnya wilayah utara, akan terus meningkat sejak September hingga Oktober mendatang, meski puncak musim hujan belum tiba.
“Wilayah Banyumas intensitas hujannya berdasarkan prakiraan dari Semarang akan terus meningkat. Banyumas bagian utara terutama, September ini sudah mulai hujan, di Oktober nanti akan meningkat terus,” ujar Prakirawan BMKG Cilacap, Sawardi, saat menghadiri sebuah acara di Purwokerto, Selasa (16/9/2025).
Sawardi menjelaskan, hujan yang mulai mengguyur beberapa hari terakhir dipicu oleh adanya gelombang atmosfer Rosbi dan Kevin yang aktif melintas di wilayah Indonesia. Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga berperan besar dalam meningkatkan curah hujan.
“Secara global, IOD aktif di wilayah pesisir barat Lampung, itu memicu hujan dengan intensitas meningkat,” katanya.
IOD adalah fenomena iklim di Samudra Hindia yang dipengaruhi oleh perbedaan suhu muka laut bagian barat dan timur. Kondisi ini bisa memperkuat awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk Banyumas.
Menurutnya, sifat hujan di Banyumas diperkirakan berada pada level normal hingga di atas normal. “Untuk Banyumas, sifat hujannya normal dan di atas normal, nantinya hujan intensitasnya lebih tinggi dari rata-rata yang terjadi secara umum,” ucap Sawardi.
BMKG juga menyebutkan, puncak musim hujan di Banyumas biasanya terjadi pada Desember hingga Februari. Namun hingga saat ini, prakiraan resmi untuk periode tersebut belum dirilis.
“Untuk puncak hujan biasanya Desember–Februari, tapi dari BMKG belum rilis resmi tentang puncak hujan,” kata Sawardi menambahkan.
Dengan proyeksi tersebut, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang biasanya meningkat seiring naiknya intensitas hujan.