PURWOKERTO — Berangkat dari pengalaman pribadi yang penuh luka, dua sahabat, Liza Muthia Diniar dan Nisa Islami, mendirikan **Sudah Well Community**, sebuah komunitas inklusif yang hadir sebagai ruang aman bagi siapa pun yang tengah bergulat dengan tekanan hidup. Komunitas ini diinisiasi agar tidak ada lagi individu yang merasa berjuang sendirian atau mencari jalan pintas di tengah keterpurukan.
Sudah Well Community mengusung prinsip “unconditional giving” yang menjangkau berbagai kalangan—mulai dari ibu tunggal yang membutuhkan dukungan emosional, lulusan baru yang butuh bimbingan karier, pasangan yang memerlukan konseling pernikahan, hingga lansia yang sekadar ingin didengarkan. “Kami ingin menciptakan rumah yang nyaman dan suportif, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau status sosial,” jelas Nisa Islami, M.Pd.I., dosen dan kandidat doktor yang juga co-founder komunitas ini.
Program-program komunitas ini beragam dan praktis, seperti kelas memasak, *book club*, seminar perencanaan keuangan, hingga *workshop* kesehatan mental. Uniknya, setiap kegiatan diselingi tradisi *gratitude sharing*, di mana anggota berbagi hal positif yang mereka alami. Ini menjadi cara komunitas membangun semangat syukur, bukan kesedihan. “Kami tidak melakukan seleksi siapa yang boleh masuk. Komitmen untuk saling mendukung adalah satu-satunya syarat,” ujar Nisa.
Sudah Well Community juga menggelar kegiatan perdana dengan menggandeng tiga kampus: UIN Saizu Purwokerto, UNUGHA Cilacap, dan STIT Al-Hikmah 2 Benda. Dengan tema besar “Tebar Manfaat, Tebar Kebaikan, dan Tebar Kebahagiaan”, komunitas ini membawakan sepuluh isu penting dan relevan melalui pendekatan kolaboratif antar generasi. Semua kegiatan dibuka gratis untuk umum sebagai bentuk komitmen sosial non-komersial.
Rangkaian acara dilaksanakan di sejumlah lokasi inspiratif, mulai dari Hetero Space, Warung Sahabat, hingga alam terbuka.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari tim yang solid, yakni Liza Muthia Diniar sebagai praktisi dan founder, Nisa Islami sebagai akademisi dan co-founder, serta lima anggota tim muda: Na Imatul Mahmudah, Nidaul Hana, Zainab Husnul Khotimah, Ken Zacky Azafran, dan Abdurrahman al Labib—seluruhnya mahasiswa aktif, berprestasi, dan aktivis dari UIN Saizu Purwokerto.
Salah satu agenda unggulan adalah “Mindfulness untuk Kesehatan Mental” pada 12 April 2025, yang dihelat di Hetero Space, Purwokerto Timur. Nisa menyebut bahwa komunitas ini adalah perpanjangan dari inisiatif pendidikan *Paestren* yang ia rintis.
“Jika Paestren fokus pada pendidikan sebagai fondasi, maka komunitas ini menjadi sistem pendukung kehidupan sehari-hari. Keduanya berjalan paralel dan saling melengkapi,” tutupnya.